Membuat review kuliner yang pernah didatangi di blog itu sejatinya, buat membantu memberikan informasi. Siapa tau, satu hari nanti ada yang butuh informasi itu. Ya sebenarnya sama aja dengan tulisan-tulisan review lain yang dibuat. Tujuannya, memberikan gambaran dan pengalaman bahwa pernah ada di situ. Kalau review kuliner, berarti pernah menikmati makanan di situ.
Sejak memutuskan buat punya blog travel dan kuliner sendiri tahun 2015, niatnya memang biar lebih fokus nulisnya. Sekalian buat menyimpan kenangan, yang mungkin nanti jadi bermanfaat buat orang lain. Kalau di risalahhusna.com nulisnya lebih ke campur-campur aja. Makanya ngebranding as lifestyle blogger. Tapi untuk blog gayaransel ini, branding-nya travel blogger.
Di postingan kali ini, saya mau share gimana kita bisa bikin sebuah review kuliner yang informatif dan menarik. Informatif, agar tulisan yang kita buat, bisa mengakomodir kebutuhan pembaca yang memang sedang butuh informasi itu.
Opening
Sebelum masuk ke detail kuliner, restoran atau outletnya, bisa dimulai dengan menulis opening terlebih dulu. Opening bisa berupa alasan kenapa ingin ke restoran itu. Tulis dengan bahasa yang ringan saja. Karena media yang kita gunakan ini blog bukan situs berita online.
Baca Makan di Payakumbuah
Bisa juga ceritakan pengalaman yang berhubungan dengan kuliner tersebut. Kalau mau effort dikit, bisa diselipkan tentang sejarahnya juga. Jadi, yang baca tulisan kita, ngga sekadar dapat review-nya, tapi dapat sejarah kuliner itu sendiri.
Menu dan Harga
Tuliskan menu yang tersedia. Kalau menunya banyak banget, ya ngga perlu ditulis semuanya. Tulis beberapa yang best seller aja. Kemudian, tulis menu yang kita pesan. Better lengkapi dengan harga saat kita makan. Ini bisa jadi informasi penting bagi pembaca, karena nantinya mereka bisa siap-siap dengan budget.
Kalau mau menampilkan foto daftar menunya, boleh banget. Dari situ, pembaca bakal punya gambaran bakal pesan apa di resto tersebut.
Baca Dinner bareng Selebritis di Oh Lala Cafe
Selain menuliskan menu yang dipesan, ceritakan juga gimana tastenya. Kalau tau kondimen apa aja yang ada di dalam menu, bisa juga dijelaskan. Kalau untuk enak atau ngganya, ini memang tergantung selera. Silakan tulis aja apa yang dirasakan. Better tambahkan disclaimer, kalau apa yang ditulis berdasarkan selera kita.
Semisal ada kekurangan dari menu yang kita pesan, tulis aja tapi tidak untuk menjatuhkan. Tulis dengan bahasa yang masih enak dibaca. Better kalau diberi masukan juga untuk perbaikan si restonya.
Foto
Nah, ini jadi hal yang penting dan akan bikin tulisan kita jadi lebih menarik. Akan berasa kurang kalau review kuliner, tapi ngga ada foto makanan yang kita makan. Kalau misalnya menu yang kita pesan ada banyak, bisa digabung beberapa menu. Misal kita pesan 9 jenis makanan, bisa di foto per 3 makanan. Setelah itu, di caption foto, bisa jelaskan nama menunya.
Untuk bikin ulasan kuliner, ngga perlu punya kamera profesional dulu. Kalau memang belum ada, ngga usah dipaksain. Manfaatkan gadget yang kita punya. Maksimalkan fungsi kameranya untuk menghasilkan foto yang bagus. Kayanya kamera hape sekarang ini sudah bagus-bagus ya.
Manfaatkan juga aplikasi edit foto buat mengkoreksi foto, jika dirasa kurang cerah. Jika diperlukan, bisa gunakan filter yang sesuai. Karena yang difoto adalah makanan atau minuman, jadi jangan edit terlalu lebay ya. Jangan sampai warnanya malah beda jauh dari aslinya. Kalau mau sedikit effort, bisa ya belajar gimana caranya foto makanan dan minuman yang benar.
Lokasi dan Fasilitas
Ngga kalah penting buat ditulis, lokasi kuliner. Kalau saya, selalu saya tulis alamat lengkapnya di bagian akhir. Saya ambil alamatnya dari google maps.
Jelaskan dimana lokasi persisnya. Bisa dituliskan rutenya atau patokannya. Kalau kamu ke lokasi kuliner itu naik transportasi umum, dijelaskan kudu naik apa saja dan turunnya dimana. Sebisa mungkin, tulis yang jelas ya.
Untuk tambahan informasi, bisa juga ditulis tentang fasilitas yang disediakan. Misal toilet, mushola, atau playground. Sekiranya ada fasilitas yang menarik, bisa sekalian diulas juga. Ini bisa jadi poin plus bagi resto tersebut.
Rating
Poin ini sebenarnya kalau mau ngga ditulis pun ngga ya. Tapi saya selalu nulis, buat tambahan informasi dan gambaran aja. Supaya pembaca bisa mengira-ngira, worth it atau ngga kuliner atau resto itu untuk didatangi.
Pas cari referensi kuliner atau resto di google maps, saya pun selalu lihat ratingnya. Dari rating saya bisa punya gambaran, oke ngga nih resto ini buat didatangi. Makanya, tiap kali menulis review kuliner, saya selalu tuliskan ratingnya. Rating berdasarkan pengalaman saya sendiri.
Baca Munggahan di Saung Nasi Liwet Rest Area Taman Sari
Gimana, sudah ada gambaran buat menulis review kuliner? Kalau kamu belum punya pengalaman menulis review kuliner sebelumnya, semoga tulisan ini bisa membantu ya. Ngga perlu mikirin, tulisannya bagus atau ngga, ada yang baca atau ngga. Pokoknya, mulai nulis aja dulu. Karena, tulisan kita pasti akan menemukan pembacanya sendiri.
tulisan awal-awal di blogku dulu agak sedikit alay, ada beberapa tulisan review tempat makan dan review buku. Untuk tulisan review, astagahhh aku bikinnya singkat padat jelas. Karena waktu itu memang aku buat untuk sekedar diary online biasa biar ada kenang-kenangannya
ReplyDeletemakin kesini, aku usahakan nulis yang agak bagusan dikit
Sekarang udah makin oke kak tulisannya. Kalo tiap hari dilatih, konsisten nulis, dan mau terus belajar, pasti bakal baguss kok tulisannya.
DeleteAku pernah ketemu tulisan ttg kuliner, tapi ga ada 1 foto pun yg dipost. Jujur bacanya bosen. Ga ada bayangan seperti apa bentuk makanannya. Kayaknya kalo kuliner dan travel, sebaiknya memang pakai foto sih yaa. Jd orang2 pun bisa ada bayangan akan seperti apa penampakan menunya.
ReplyDeleteBener, akupun kalo baca blog orang apalagi kalo review resto/kuliner tapi ngga ada fotonya, gimana bisa tertarik buat datang gitu ya. Foto menurut ku wajib disertakan sih
DeletePernah liat drakor Let's Eat? Season 1-3. Blogger review makanan, dijelaskan detail rasa dan sensasinya, tapi foto pendukungnya cuma piring atau mangkok kosong yang sudah ludes makanannya. Tapi ini drakor ^_^
ReplyDeletekalau yang baca artikel kuliner kita memang sedang cari referensi resto atau kuliner yang kita tulis, kasian juga kalau mereka ngga bisa membayangkan bentuk makanannya.
DeleteWah, makasih sharingnya. Untuk rating kita harus punya taste yang bagus ya, jadi tahu rasanya , kurang apanya . Aku termasuk cuma bisa bilang enak dan gak enak
ReplyDeleteMakanya aku pakai disclaimer kak, taste seseorang pasti ngga sama. Jadi rating pun memang sesuai dengan taste kita ya
Delete