Pengalaman tidak menyenangkan selama traveling. Yang namanya traveling, pasti ada aja deh kisahnya. Kadang happy banget, senang karena bisa ke suatu tempat yang diinginkan. Kadang juga, ngga sesuai dengan apa yang direncanakan. Awal-awal traveling, suka kesel kalau sesuatu yang sudah direncanakan gagal atau ngga berjalan sesuai rencana. Tapi, setelah banyak melakukan perjalanan, hal-hal di luar rencana bisa saya tanggapi dengan lebih santai.
Masih banyak tempat dan negara yang ingin saya datangi. Jadi, pengalaman tak terduganya juga pasti akan banyak. Cuma ya kalau sekarang sih, ngga bakal cranky lagi kalau tiba-tiba ada kejadian tak terduga, selama melakukan traveling. Mau dinikmati sebagai 'bumbu' perjalanan yang sebenarnya bisa enak-enak aja kalau ditanggapi dengan lebih mindful :)
Ini sambil mengingat-ingat apa yang terjadi di perjalanan-perjalanan yang sudah lalu. Sempet membatin dan bersyukur, bisa melewati segala rintangan yang terjadi selama melakukan perjalanan.
Nyasar
Pertama kali keluar negeri, dengan bekal informasi yang saya catat dalam sebuah notes di telepon genggam. Sangat wajar ya ketika orang yang pertama kali keluar negeri, akan kebingungan ketika sampai di negera tujuan. Walau sudah dipersiapkan dengan baik, tapi risiko nyasar itu besar juga.
Saya ngga bisa menemukan dimana teman saya berada, ketika pertama kali menginjakkan kaki di Changi. Saya dan teman saya berbeda pesawat dan jam keberangkatan. Berusaha memanfaatkan wifi bandara, tapi entah kenapa gagal terus. Sampai akhirnya saya hopeless, saya menangis di sebuah sudut bandara. Hingga akhirnya, ada notif masuk di telpon genggam saya. Ternyata teman saya landing di terminal yang berbeda. Dia berusaha menghubungi saya tapi nihil, hingga akhirnya dengan sangat terpaksa dia beli sim card Singapura agar bisa menghubungi saya. Ya, akhirnya kami bertemu. Melanjutkan kembali perjalanan yang sudah direncanakan.
Di Kuala Lumpur, saya dan teman saya pernah nyasar ketika mencari alamat penginapan. Nyasarnya lebih dari 1 km dari lokasi penginapan. Hingga akhirnya staff hostel bersedia menjemput kami. Membawa kami ke penginapan, hingga akhirnya kami bisa beristirahat.
Saat di Pattaya, Thailand pun ada kejadian tersesat juga. Saat itu saya bersama teman ingin kembali ke Bangkok dengan bus. Saat itu waktu sudah cukup malam. Kami harus ke terminal Pattaya untuk melanjutkan perjalanan kembali ke Bangkok. Tapi kami kebingungan karena mobil semacam angkot di Pattaya ngga ada yang terminal. Akhirnya, last option dan satu-satunya pilihan adalah naik grab. Sampai Bangkok sudah lewat jam 11 malam dan BTS sudah ngga beroperasi. Lagi-lagi, pilihan terakhir adalah naik grab. Jadi, bengkak sekali pengeluaran saat itu :(
Kehabisan uang
Saat traveling bersama suami dan anak-anak, ada insiden kehabisan uang. Kalau diingat ya agak melow, karena kok bisa-bisanya sampai kehabisan uang. Kurang teliti ngitung budgetnya. Apalagi kalau jalan sama anak-anak itu, memang harus ada budget tak terduga.
Berusaha buat ambil tunai dengan kartu atm, gagal. Coba pakai credit card, gagal juga. Saya dan suami sudah kebingungan sekali. Sedangkan saat itu, sudah waktunya anak-anak makan siang. Saya terduduk dan berusaha tetap tenang di hadapan anak-anak. Saat itu posisi sudah persiapan ke bandara untuk pulang. Keluar hotel, saya memutuskan naik Go KL yang gratis menuju KL Sentral. Karena benar-benar uang ringgit yang kami punya sudah tidak cukup buat naik kereta.
Baca Traveling with Kids
Sampai di KL Sentral, mencoba buat ambil tunai pakai credit card di sebuah ATM. Gagal. Di tengah kebingungan dan hampir hopeless, saya mencoba bertanya ke petugas yang ada di sana. Petugas menyarankan untuk tunggu dulu, karena biasanya ada proses verifikasi dulu. Karena memang, credit card yang dibawa suami, belum pernah sekalipun dipakai. Akhirnya kami menunggu dulu. Alhamdulillah anak-anak ngga ada yang cranky, mereka malah asik main. Setelah menunggu sekitar 15 menit, saya mencoba lagi. Bismillah, saya memasukkan credit card dan berhasil. Kami berhasil tarik tunai dan uang pun berhasil kami ambil. Setelah itu, saya langsung mengajak anak-anak ke fast food resto di KL Sentral. Beli makan sekaligus bekal untuk di bandara.
Pengalaman yang kalau diingat hari ini, ada melow-melownya deh. Sejak itu, jika traveling saya memastikan kalau budget yang dianggarkan cukup. Alhamdulillah, kartu atm sudah ganti dengan yang berlogo visa, jadi aman mau dipakai di luar negeri. Sudah berhasil dipakai beberapa kali belanja di Mydin dan tarik tunai di mesin atm Kuala Lumpur. Pernah dipakai tarik tunai juga di Thailand.
Gagal ke satu spot
Awal traveling, saya tuh kesal sekali jika ada itinerary yang terlewati. Bad moodnya terlalu keliatan semuka-muka. Hingga akhirnya travelmate saya saat itu bilang 'nikmatin aja sih apa yang ada di depan mata' Lalu, saya berpikir, iya juga ya. Bad mood malah bikin perjalanan jadi ngga asik. Bukankah, traveling harusnya bikin bahagia.
Saat itu saya gagal ke Marina buat liat pertunjukan air mancur. Padahal itu masuk di dalam itinerary yang tentu saya berharap bisa kesampaian. Tapi nyatanya, ngga. Pernah gagal ke twin tower karena hujan deras, akhirnya cuma bisa tidur-tiduran di hotel aja.
Sekarang, sudah lebih mindful. Kalau gagal ke satu spot, artinya akan ada kesempatan buat datang lagi ke negara itu. Ya percaya diri aja, kalau kesempatan traveling akan datang lagi. Jadi, ngga terlalu rungsing lagi ketika gagal ke satu tempat yang sudah direncakan.
Hampir Tertinggal
Kejadiannya, saya hampir tertinggal ferry ketika akan menyebrang dari Hongkong ke Macau. Saat itu, saya terlalu asik duduk dan memerhatikan orang-orang, yang sungguh banyak dan padat sekali. Sebelumnya, saya sempat ngga bisa beli tiket karena uang yang saya pegang kurang. Mana teman yang mengantar saya saat itu sudah pulang. Di tengah kepanikan yang coba saya tutupi, saya membuka-buka pouch tempat saya menaruh paspor. Alhamdulillah, ternyata masih ada uang yang nyelip.
Baca Kenapa Traveling ke Hongkong?
Saya duduk di ruang tunggu. Saat itu memang banyak sekali orang yang mau menyebrang. Saya terlalu serius memerhatikan mereka, hingga ngga sadar ada penggilan untuk segera masuk ke ferry. Last call, saya tersadar ketika melihat jam. Akhirnya, saya masih bisa masuk dan ngga lama, ferry pun berangkat. Ngga kebayang bagaimana kalau sampai tertinggal. Sudah tidak bisa menghubungi teman dan uang habis. Ngeri sekali kalau dibayangkan. Apakah saya kan luntang lantung ngga jelas di Hongkong?
Traveling memang salah satu cara bagaimana kedewasaan kita diuji. Apalagi kalau traveling sendirian. Bagaimana harus sabar dan segera cari jalan keluar, ketika ada hal-hal terjadi di luar rencana. Banyak sekali hikmah dari sebuah perjalanan yang bisa kita ambil. Kemanapun kita menjelajah bumi Allah, akan ada hal menarik yang bisa jadi pelajaran. Traveling, menjelajah itu kan perintah Allah. Jadi, ketika ada kesempatan buat pergi ke satu tempat, negara, maka lakukanlah. Bagi mereka yang mau berpikir dan memerhatikan, traveling itu akan menjadi hal yang menyenangkan.
Kalau terjadi hal yang tidak menyenangkan, seperti yang saya alami, anggap aja sebagai pengalaman. Sebagai pelajaran, agar kejadian serupa ngga terjadi lagi.
Setuju. Pengalaman jelek bukan suatu yg hrs ditakuti apalagi sampe bikin trauma. Trus ga mau traveling lagi. Rugi malaaah. Jadiin pelajaran aja.
ReplyDeleteAku sendiri ngalamin kok. Mulai dari nyasar, kena scam di HCMC, kecopetan di Manila, pesawat di reschedule 2 hari kemudian tanpa ada notif apapun di email dan sms, sampe akh dan suami bengong di bandara. Untung staffnha pada standby, dan jelasin. Tapi jadinyaaa, kami hrs beli tiket baru di hari H dari Clark ke Jakarta, yg ngabisin buanyaaak bgt 😂😂. Krn uang refund baru masuk 3 bulan kemudian.
Pernah juga sampe destinasi, hotel ternyata direnovasi dan ga bilang2. Terpaksa cari hotel lain. Itu juga budget dadakan jadinya.
Untungnya kebanyakan kejadian yg diluar prediksi gini kejadiannya di Asia semua. Bukan saat aku di Eropa atau Amerika. Ga kebayang biaya yg kluar bakal lbh gede lagi kalo dah di benua biru atau US 🤣🤣.
Dan sejak kena reschedule di Clark itu, aku jd ga pernah skip yg namanya travel insurance mba.. Mau cuma Malaysia aja aku beli kok. Itu sangaaat berguna.
serunya bumbu ketika traveling, nyasar, ga ada duit cash pernah aku alami
ReplyDeletebiasanya kalau aku ke LN, ngeprint dulu dari internet cerita orang-orang biasanya soal rute mau kemana, biar ada pandangan dulu.
karena biasanya aku g bakalan sempet buka hape atau memang waktu itu belum ada android jadi susah mau internetan hahaha
terus kalau mau ke destinasi yg dipingin dan tutup misalnya, dibawa enjoy aja, lebih slow aja
apalagi sekarang slow banget, banyak yang bisa dilakuin kalau destinasi yg dipingin tutup
drama pesawat yang dipindah jamnya sama maskapai juga sering aku alami, untung ada yg ga sampe pengaruh ke flight berikutnya