Pernah 3 kali traveling dalam kondisi hamil, bikin saya jadi punya pengalaman yang sayang banget kalau ngga dibagikan. Terutama buat kamu yang pengen traveling, tapi sedang hamil. Hamil bukan berarti gerak kita jadi terbatas. Malah kalau kita aktif, si bayi juga bisa ikutan aktif. Apalagi kalau muncul perasaan bahagia ketika traveling, malah bagus buat kesehatan ibu dan bayinya.
Tapi tetap ya, namanya ngga dalam kondisi normal, ada hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ibu hamil mau traveling. Terutama traveling menggunakan pesawat terbang. Saya rangkum berdasarkan pengalaman saya ketika traveling saat hamil.
Konsultasi dengan Dokter
Ini penting, karena kita ngga bisa pakai perasaan aja. Kondisi sehat ngganya janin di dalam perut bisa ketahuan lewat pemeriksaaan dokter. Jadi, jangan pernah skip poin penting ini.
Waktu traveling ke Thailand, saya sedang hamil 3 bulan. Masih ada mual-mualnya, tapi ngga begitu parah. Dokter kasih penguat kandungan buat jaga-jaga aja. Lalu di tahun yang sama, saya traveling ke Kuala Lumpur dalam kondisi hamil 7 bulan. Mulai berat bawa perut, tapi lebih enak karena lagi doyan makan banget. Dan akhir tahun 2022 kemarin, ke Singapura lalu lanjut Malaysia dalam kondisi hamil 5 bulan. Sudah ngga mual dan enak karena belum terlalu berat. Makan pun enak banget dan memang lagi laperan terus.
Traveling saat hamil 3 bulan |
Jadi, sebelum traveling harus banget ke dokter dulu. Cek kondisi janin, jika dokter menyatakan aman dan ngga ada masalah, dokter bakal kasih surat izin terbang. Surat ini nantinya bisa kita tunjukan saat check-in. Tujuannya, agar pihak maskapai tahu kalau di penerbangan mereka ada ibu hamil. Kita juga bisa dapat prioritas untuk didahulukan masuk ke pesawat.
Oh ya, saya pernah lupa bawa surat izin terbang ketika traveling ke Kuala Lumpur. Padahal sih suratnya sudah ada, tapi kelupaan dibawa. Karena usia kehamilannya sudah masuk 7 bulan, perutnya sudah keliatan banget. Akhirnya, saya dibawa ke klinik bandara. Ada dokter yang periksa, lalu dibuatkan surat izin. Tapi jadinya sebel juga karena harus bayar sekitar 150ribuan.
Baca Short Escape, Terbang Sendiri Saat Hamil
Waktu Terbang
Sebenarnya lebih enak pilih waktu terbang pagi atau malam sekalian (jika waktu terbangnya di atas 4 jam). Kalau pagi, kita masih segar jadi bisa menikmati perjalanan di udara. Kalau malam, kita bisa istirahat dan ketika sampai tujuan, sudah lebih segar karena cukup istirahat.
Ketika ke Singapura akhir tahun 2022 kemarin, saya pilih penerbangan paling pagi. Sempat shalat subuh di bandara. Sampai Singapura masih jam 8 pagi, masih segar dan enak juga mau jalan-jalan. Tapi waktu ke Thailand, sampai di Don Mueang sekitar jam 8 atau 9 malam gitu. Untungnya bareng teman, jadi ngga iseng juga waktu naik bus menuju penginapan. Sampai penginapan, langsung istirahat sebelum besok paginya jalan-jalan.
Cuma kalau kebagian tiketnya bukan di pagi atau malam, ya ngga papa juga. Pastikan kita cukup istirahat untuk memulai traveling di negara tujuan. Jangan sampai, ketika sampai di negara tujuan malah udah kecapekan duluan. Sayang kan, udah jauh-jauh terbang tapi ngga menikmati suasana di negara tujuan.
Barang Bawaan
Ketika hamil, hindari penggunaan ransel. Apalagi ranselnya berat. Karena, akan membuat beban di tubuh jadi makin berat. Udah lah berat sama bayi di dalam perut, jangan lagi ditambah sama beratnya ransel. Jadi, ketika hamil better pakai koper saja. Jika perlu bawa hand bag atau sling bag, untuk taruh barang-barang penting seperti dompet, botol minum, hape, dan paspor.
Pokoknya minimalisir membawa tas yang berat, supaya ngga makin berat. Karena, membawa tubuh saja sudah berat ya kan. Janganlah ditambah bebannya dengan gemblok ransel segala.
Untuk koper pun, better masuk bagasi alih-alih dibawa ke kabin. Memang jadinya perlu mengeluarkan ekstra budget, tapi jadinya lebih nyaman karena ngga perlu angkat koper, ketika harus diletakkan dalam rak penyimpanan di dalam pesawat. Kalau ada pramugara, kita bisa minta tolong. Tapi kalau ngga ada ya kita kudu gotong sendiri kopernya ke atas.
Saat akan kembali ke Indonesia dari Kuala Lumpur kemarin, akhirnya saya mendadak beli bagasi. Saking ngga sanggupnya lihat barang bawaan yang berkembang biak. Suka gitu deh, berangkat satu koper eh pas pulang nambah sama tas belanja super gede.
Pengennya sih ngga beli apa-apa gitu, tapi inget yang di rumah. Jadilah kemarin itu saya beli kopi, teh, cemilan, cokelat, permen buat suami dan anak-anak. Belum lagi dibawain oleh-oleh juga sama teman yang di Singapura, yang salah satu isinya parfum. Fix lah ngga bisa masuk kabin, jadi memang harus pakai bagasi. Ya sudah, tidak apa-apa walau agak gimana gitu ya beli bagasi hampir 500ribuan. Padahal kalau belinya barengan sama tiket, harganya cuma 300ribuan.
Jalan Santai
Maksudnya, ngga perlu ngoyo mau ke sini dan ke sini. Sadar diri dengan kondisi aja. Boleh aja bikin itinerary, tapi bikin yang simple dan ngga ke banyak tempat. Kalau dirasa sudah lelah, langsung istirahat.
Sebelum jalan, bisa minum vitamin dulu supaya kondisi kita tetap terjaga. Terutama untuk menjaga kondisi janin di dalam perut. Lagian tujuan traveling saat hamil kan biasanya buat refreshing ya. Pilih destinasi wisata yang terjangkau oleh moda transportasi. Ngga terlalu jauh dari halte atau stasiun, jadi jalannya ngga kejauhan. Selain bisa hemat tenaga, hemat budget juga kan. Jadinya ngga perlu naik taksi :)
Essential Needs
Ibu hamil biasanya kan suka tiba-tiba pusing ya. Makanya, hal yang perlu jadi pertimbangan untuk dibawa adalah minyak-minyakan. Bisa minyak kayu putih, minyak telon, atau minyak oles yang hangat. Minyak ini nantinya bermanfaat untuk meredakan perut yang mungkin tiba-tiba kram.
Bantal leher juga bisa jadi pertimbangan untuk dibawa. Berguna banget untuk tidur di pesawat. Bisa juga digunakan untuk menyangga perut.
Pantyliner bisa dimasukkan ke dalam list bawaan. Karena, ibu hamil suka keluar keputihan atau malah terkadang suka keluar air seni secara ngga sengaja. Untuk menjaga celana dalam tetap bersih, jadi bisa pakai pantyliner. Bisa diganti ketika akan shalat, sekalian wudhu ya.
Selain minyak, bantal leher, dan pantyliner, jangan lupa bawa skincare juga. Buat menjaga kondisi kulit supaya tetap terjaga. Make up kaya foundation atau cushion, bedak, pensil alis, dan lipstik. Itu aja cukup sih kalo menurut saya. Yang penting keliatan fresh dan ngga buluk aja :)
Kalau ada essentials needs lain yang perlu dibawa, silakan aja. Asal jangan terlalu banyak dan bikin kita jadi ribet sendiri.
Traveling saat hamil ngga akan sama rasanya saat tidak hamil. Jadi pastikan kita tahu kesanggupan diri kita ya. Kalau sudah capek, buru-buru istirahat. Kalau lapar, segera makan. Jangan sampai telat makan, karena ada janin di perut kita yang butuh makan.
Persiapkan dengan baik segala sesuatunya. Pastikan semua yang dibutuhkan selama traveling, sudah ready di tas atau koper. Ingat ya, jangan capek-capek. Santai aja. Satu lagi, ajak bicara bayi yang ada di perut. Minta ke dia untuk bisa bekerjasama dalam traveling ini. Elus-elus supaya dia bisa merasakan. Biasanya si bayi bakal kasih respon dengan menendang.
Jadi, traveling saat hamil itu boleh kok. Asal sudah sesuai petunjuk dari dokter.
Poin pertama itu yang paling penting memang sih. Bener harus nanya dulu pokoknya ke dokter, memungkinkan banget gak untuk traveling ke tempat tertentu kayak gitu. Sambil minta nomer telponnya biar dokternya bisa dihubungi kapan pun, ahaha.
ReplyDeleteAku pernah juga ke candi pas hamil anak ketiga, eh ternyata lahannya nanjak, jadi agak hiking tipis2 gitu. Alhamdulillah masih sehat sehat aja xp
Iya, penting banget. Karena kalo ketahuan hamil dan kita ngga bisa nunjukin surat dari dokter, bisa kaya kejadian saya. Dibawa petugas ke klinik bandara. Lagain, ini buat keamanan bersama juga ya
Delete