Ngga sabar deh nulis lanjutan cerita dari #TazFamilyTrip beberapa waktu yang lalu. Rasanya senang banget akhirnya bisa ngajak anak dan suami ke luar negeri. Merasakan trip yang pernah saya jalani tahun lalu bareng temen. Mereka juga seneng banget walau gaya traveling kita ya gaya backpacker yang semuanya serba limited. Mereka ngga ngeluh apalagi protes. Bagi yang ngikutin perjalanan  #TazFamilyTrip  pasti udah tahu ya gimana saya mempersiapkan traveling ini. Mulai dari persiapan, hingga sampai di Singapura. Perjalanan-perjalanan di Singapura pun sudah saya tuliskan semua. Bagi yang belum baca, boleh banget loh dibaca-baca. Siapa tahu bisa jadi referensi buat traveling bareng anak juga.

#TazFamilyTrip Goes to Singapore (Part 1) Pagi pertama di Singapura. Setelah cukup istirahat, kami bersiap untuk eksplor Singapura. Anak-anak udah paham kalau akan banyak jalan kaki dan ngga boleh rewel. Si kecil Una pun 'berusaha' ngerti walau pada kenyataannya masih suka ngambek. Ya namanya juga anak-anak kan, wajar aja. Jadi kalau memang akan mengajak anak-anak traveling, mental kita as parents harus disiapin juga ya. Jangan sampai cuma gara-gara anak crancky , mood travelingnya jadi berantakan.

Akhirnya, Gaya Ransel dapat kesempatan dan diundang untuk wisata kuliner *yeayy*. This's the first karena biasanya yang diundang itu Risalah Husna . Sekarang giliran adik kecil yang dapat giliran hadir di sebuah acara. Kali ini acaranya diselenggarakan oleh Japan External Trade Organization (JETRO) di Food Society, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.  Latar belakang diadakannya Japan Food Festival ini adalah supaya perusahaan industri makanan Jepang bisa lebih mengenal iklim bisnis kuliner di Indonesia. Serta, untuk memberikan informasi bagaimana cara mendapatkan pasokan bahan makanan, peralatan masak, hingga merekrut staf lokal. Langkah ini dilakukan oleh JETRO untuk mempopulerkan makanan dan budaya Jepang, di negara yang jadi perhatian khusus seperti Indonesia. 

Masih ada yang nungguin kelanjutan cerita #TazFamilyTrip kah? Pasti banyak dong :p iyalah pede aja. Anggap aja ada ribuan yang nungguin kisah perjalanan kami. Perjalanan 2 negara yang kami lakukan pada September lalu. Ya, walau baru sampai ke Singapura dan negara sebelahnya, tapi ini Insya Allah jadi awal perjalanan-perjalanan kami ke negara-negara yang lain. Aamiin.

Banyak yang nungguin lanjutan cerita #TazFamilyTrip yaa *kepedean* *laludikepretpaspor* Di postingan sebelumnya , saya kan cerita kalau kami salah terminal ya. Bukan salah saya juga loh karena di e-tiket yang dikirimkan pihak Air Asia, kita akan berangkat dari terminal 3 (bukan terminal 3 ultimate ya). Dan memang saat tahun lalu saya berangkat ke Singapura pun dari terminal 3. Udah pede aja kan bilang ke suami "di terminal 3 bi" dan suami langsung melaju ke terminal 3. Alhamdulillah, jalanan lancar dan kita punya space waktu yang banyak.

Masih agak jetlag nih mau mulai nulis tentang #TazFamilyTrip awal September kemarin. Banyak banget yang  mau ditulis, tapi bingung mau mulai dari yang mana dulu -____- saking banyakknya yang pengen ditulis. Tapi ya kalau bingung terus kapan nulisnya coba, chi *

Semoga judulnya ngga bikin ribut ya. Traveler pasti udah familiar dengan 2 model penginapan yang saya jadikan judul itu, hostel dan hotel. Kalau dilihat dari namanya, cuma beda satu huruf aja. Tapi, 2 jenis penginapan ini memang berbeda. Lalu, ketika traveling lebih suka nginep dimana? Hostel atau hotel?

Assalamu'alaikum..  Halloo.. :)  Akhirnya nongol lagi di 'anak kedua' saya setelah Risalah Husna :) Setelah ratusan purnama dan akhirnya ngga ketemu rangga juga, akhirnya bisa upadate lagi sambil bawa kabar gembiraaaa (buat saya sih terutama). Finallay, anak kedua saya ini punya domain sendiriii, Alhamdulillah. 

Kalau traveler yang selalu mengatur perjalanannya sendiri a.k.a ngga pake travel agent segala, pasti udah familiar banget dong ya sama situs-situs penyedia hotel online. Jadi, banyak traveler yang mencari sendiri tempat penginapan di negara atau kota yang jadi tujuan traveling. Cara itu sih udah biasa banget dilakukan oleh banyak traveler. Alasan utamanya, supaya bisa dapat yang paling murah. Selain murah, kita juga bisa mencari lokasi yang paling strategis supaya kemana-mananya jadi gampang. 

Saat saya traveling untuk pertama kalinya ke luar negeri, saya sempat bilang di dalam hati "saya akan segera ngajak anak dan suami juga lihat merlion". Itu saya ucapin pas ada di depan merilon. Tapi ya diucapinnya di dalam hati aja. Ngga sampai bikin pengumuman juga. Saya kan anaknya emang pemimpi banget. Pokonya, saya mah kalau mau apa-apa ya dimimpiin dulu. Kaya pas pingin banget naik pesawat. Sampai kalau ada pesawat lewat, saya selalu bergumam di dalam hati "saya pasti bakal bisa naik pesawat". Secara semua transportasi darat dan laut udah saya naikin, tinggal yang di udara aja belum. Alhamdulillah saya nekat, dan akhirnya kesampaian lah obsesi saya. Baru 2 Negara sih, itu pun karena deket-deketan. Ceritanya bisa dibaca disini dan disini ya.

Long weekend kemarin,  hampir aja ngga pergi kemana-mana.  Karena,  Udah ngebayangin macet dimana-mana dan pasti akan bikin anak-anak malah rewel.  Eh, emang ternyata Allah maha baik. Ada aja jalannya akhirnya saya dan keluarga memang disuruh liburan. Dapat tiket liburan dari Emak Blogger ke Ocean Dream Samudera Ancol .  Wuhuuu...  Kita liburan.  

Olahan daging menjadi penyelamat para ibu dari kehabisan ide masak. Karena, selain cepat untuk diolah, rasanya juga tidak kalah lezat. Apalagi kalau anak-anak disodorkan menu ini, pasti langsung lahap deh makannya. Olahan daging sangat mudah diolah kembali, biasanya tinggal kukus atau goreng. Atau ya kalau rajin, bisa ditumis atau dibuat sup. Itu sih kalau rajin :) Nah bicara soal olahan daging , pada hari Ahad 24 April 2016 lalu, saya dan beberapa teman blogger dari Blogger Reporter Indonesia berkesempatan mengunjungi pabrik FivaFood. Bukan seperti pabrik pada umumnya loh. Karena, areanya menyatu dengan tempat tinggal pemilik FivaFood, ruang produksi, mess karyawan, pendopo, dan area hijau lainnya. Luas areanya sekitar 3.300m2 dan memang sangat luas sekali. 

Jadi ceritanya, waktu saya beli tiket ke Singapura itu belum ada ketentuan soal pajak bandara. Pajak bandara belum dimasukkan ke harga tiket yang saya bayar. Jadi, harus bayar lagi sebelum hari keberangkatan.  Sebenernya sih pajak bandara bisa dibayar pakai kartu kredit. Tapi, berhubung ngga punya kartu kredit, satu-satunya cara adalah bayar langsung di kantornya Air Asia. Sayangnya di Bekasi ngga ada kantor Air Asia. Yang terdekat itu adanya di Plaza Sarinah, Jakarta. 

I'm come back Setelah bertapa kelamaan, akhirnya saya bisa nulis lagi di blog yang ini. Kali ini saya mau cerita tentang salah satu resto yang pada hari kamis (25/2) lalu saya kunjungi. Lokasi restonya ada di One Bell Park, Fatmawati, Jakarta. Letaknya di basement ya, jadi nanti kalau nyari bisa langsung ketemu.  Sesuai dengan namanya, Mama Malaka adalah resto yang asalnya dari Malaysia. Menu yang disajikan pun menu-menu rumahan yang terkenal di Malaysia. Konsep resto pun dibuat senyaman mungkin seperti di rumah sendiri. Saat saya datang, suasananya belum terlalu ramai jadi masih asik buat foto-foto. Interiornya benar-benar dibuat mirip seperti di rumah. Jadi, seperti makan di rumah sendiri.