Ngga sabar deh nulis lanjutan cerita dari #TazFamilyTrip beberapa waktu yang lalu. Rasanya senang banget akhirnya bisa ngajak anak dan suami ke luar negeri. Merasakan trip yang pernah saya jalani tahun lalu bareng temen. Mereka juga seneng banget walau gaya traveling kita ya gaya backpacker yang semuanya serba limited. Mereka ngga ngeluh apalagi protes.
Bagi yang ngikutin perjalanan #TazFamilyTrip pasti udah tahu ya gimana saya mempersiapkan traveling ini. Mulai dari persiapan, hingga sampai di Singapura. Perjalanan-perjalanan di Singapura pun sudah saya tuliskan semua. Bagi yang belum baca, boleh banget loh dibaca-baca. Siapa tahu bisa jadi referensi buat traveling bareng anak juga.
baca
Traveling ini adalah traveling keluar negeri pertama bagi suami dan anak-anak. Wajar ya kalau saya pun excited sekali dengan traveling kali ini. Travelingnya langsung ke 2 negara, Singapura dan Malaysia. Karena tahun lalu saya pernah melakukan perjalanan 2 negara kaya gini, jadi masih ingat la ya rute yang harus dilewati.
Setelah traveling 3 hari 2 malam di Singapura, kami beranjak ke negara sebelahnya. Yup, Malaysia. Saya memutuskan untuk pake rute yang tahun lalu saya pakai. Tadinya sih mau naik kereta, tapi berhubung ngga nemu informasi yang jelas, ya sudah lah ya pakai bus aja. Tahun lalu, pas traveling pertama saya ke Singapura dan mau beranjak ke Malaysia, saya pakai bus juga. Dan kalau dihitung-hitung, emang lebih irit naik bus.
Kami check out dari hotel sekitar jam 10 pagi. Di Singapura itu jam 10 belum terlalu panas jadi lebih enak jalannya. Karena kami harus mengembalikan STP dulu jadi emang harus lebih awal aja jalannya. Alasan lain check out pagi, supaya masih banyak waktu buat hunting oleh-oleh di Bugis Street.
Sebelum belanja oleh-oleh buat keluarga dekat, kami ke stasiun MRT Bugis dulu. Kami naik bus dari Geylang, lalu turun di stasiun MRT Bugis. Setelah sampai, saya meminta suami untuk jaga anak-anak di luar. Sedangkan saya harus masuk ke stasiun untuk kembaliin STP dan ambil deposit SGD 10/kartu. Karena beli STPnya 3 jadi jumlah deposit yang dikembalikan itu SGD 30. Lumayan kan buat tambahan beli oleh-oleh.
Beres kembaliin STP, kami langsung beranjak ke Bugis Street. Cuma beli sedikit oleh-oleh aja sih. Karena kan kami harus bagi-bagi budget juga buat beli oleh-oleh di Malaysia. Di Bugis Street, saya cuma beli keychain, tote bag, sama hiasan meja. Itupun request dari si Abang (sulung) katanya buat wali kelasnya -_____-
Setelah puas belanja, kami langsung menuju ke terminal bus di Queenstreet Road. Di sini tempat mangkalnya bus ke Johor Baru. Saat kami sampai di terminalnya, antriannya lumayan panjang juga. Sebagai leader dalam trip kali ini, saya yang kebagian ngantri beli tiket hahahah. Sebenernya sih terpaksa karena suami ngga mau ngantri, alasannya karena ngga bisa ngomong bahasa inggris.
Saya pilih bus Causwaylink yang busnya warna kuning. Kenapa pilih causewaylink? karena menurut saya bus ini paling cepat di antara bus yang lain. Busnya juga banyak, jadi antrinya ngga lama juga. Harga tiketnya cuma SGD 3,30 aja dan buat anak-anak harga tiketnya diskon 50%. Jadi saat itu saya beli tiket buat 2 dewasa dan 2 anak, Una masih free.
Perjalanan menembus tol yang menghubungkan Singapura dan Malaysia sangat lancar. Kalau di Indonesia kita ngga akan akan nemu motor masuk jalan tol (kecuali patroli polisi ya), nah di tolnya Singapura ini, motor bisa masuk. Malah jalannya bisa ke tengah gitu, bebas aja. Anak-anak yang lihat sampe bengong gitu. Heran ko motor bisa masuk tol.
Kami tiba di Woodlands Checkpoint a.k.a imigrasi Singapura sekitar 20 menit perjalanan. Langsung naik dan antri untuk pemeriksaan paspor. Kan bakal ninggalin Singapura, jadi ya harus melewati kantor imigrasi dulu. Saat kami datang, antriannya udah lumayan panjang banget. Cuma si Una aja yang agak rewel karena cape juga kali ya ikutan antri. Kakak dan abangnya mah asik aja gelesor di lantai.
Di kantor imigrasi Singapura, kartu yang diberikan saat masuk Singapura akan diminta. Jadi pastikan kartu itu ngga hilang ya. Kalau saya nyelipin kartu kedatangan itu di sampul paspor jadi aman. Setelah semua paspor dicap, kami keluar imigrasi lalu turun ke bawah untuk kembali naik bus.
Bus yang kami gunakan tetap Causewaylink. Jadi, harga tiket SGD 3.30 itu udah harga tiket sampai ke terminal Larkin di Johor Baru. Karena busnya emang banyak, jadi antriannya cepet ko. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Johor Baru. Ngga sampai 1 jam, kami tiba di Sultan Iskandar Building. Gedung ini adalah gedung imigrasi yang menjadi perbatasan antara Singapura dan Malaysia. Kalau dari Singapura ke Malaysia lewat jalan darat, pasti akan melewati gedung ini dulu.
Seperti counter imigrasi pada umumnya. Di Sultan Iskandar Building ini, paspor kami diperikasa dan dicap. Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan. Bus yang kami gunakan pun masih bus berwarna kuning. Sekali lagi, tiket busnya jangan sampai hilang ya. Karena di sini, kita akan diminta untuk menunjukkan tiket bus.
Perjalanan dari Sultan Iskandar Building ke terminal Larkin Johor Baru ngga lama ko. Kurang dari 1 jam, kami udah sampai di terminal Larkin Johor Baru. Teriminalnya ngga jauh beda dari terminal yang ada di Indonesia. Lengkap dengan calo-calo tiket yang bertebaran. Malah kalo menurut saya, calo disini lebih agresif deh. Tetap hati-hati aja. Saya aja sejak turun dari bus langsung dipepet sama calo. Mereka sampai nungguin kami shalat dan makan siang. Bener-bener deh. Alhamdulillah ada suami, jadi ngga ngeri-ngeri banget.
Harga tiket dari Johor Baru ke Terminal Bersepadu itu MYR 34. Standar emang segitu. Kalaupun beda paling cuma selisih MYR 1 aja. Saya beli 2 tiket dewasa dan 2 tiket anak. Harga tiket buat anak itu beda walau ngga sampai separuhnya sih, tapi lumayan juga.
Kebetulan kami dapat bus yang ngga terlalu bagus. Beda sama bus yang saya tumpangi sama teman waktu pertama kali ke Malaysia. Bus yang ini agak kotor dan AC nya pun ngga terlalu dingin. Perjalanan normal dari Johor Baru ke Terminal Bersepadu itu sekitar 4 jam. Tapi, karena bus yang kami tumpangi lelet banget, jadi perjalanannya itu hampir 6 jam. Saking lamanya, popok una sampe bocor -___-
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kami sampai juga di Terminal Bersepadu Selatan. Dan, untuk sampai di Kuala Lumpur, kami harus naik kereta. Karena terminal ini adalah terminal terpadu, jadi ada jalur kereta juga yang menghubungkan. Kami naik KLIA Transit dengan tarif cuma MYR 1 aja. Tujuan kami ke stasiun KL Sentral dan nantinya harus nyambung dan pindah jalur untuk sampai di stasiun Masjid Jamek.
Buat yang mau traveling dari Singapura ke Malaysia lewat jalur darat dan bawa balita pula, make sure semua kebutuhan si kecil selama di perjalanan. Anak yang aktif banget, mungkin bakal bete di perjalanan. Karena emang lama banget. Kalau ada budgetnya mending naik pesawat aja kali ya. Tapi ya kalau mau menikmati perjalanan Singapura-Maaysia dengan viewnya yang menarik, ya enak lewat jalur darat. Asalkan semua dipersiapkan, perjalanannya pasti bakal menyenangkan.
Wait the next story ya. Saya akan lanjutin cerita kemana aja kami selama di Malaysia at new blogpost.
Perjalanan menembus tol yang menghubungkan Singapura dan Malaysia sangat lancar. Kalau di Indonesia kita ngga akan akan nemu motor masuk jalan tol (kecuali patroli polisi ya), nah di tolnya Singapura ini, motor bisa masuk. Malah jalannya bisa ke tengah gitu, bebas aja. Anak-anak yang lihat sampe bengong gitu. Heran ko motor bisa masuk tol.
Kami tiba di Woodlands Checkpoint a.k.a imigrasi Singapura sekitar 20 menit perjalanan. Langsung naik dan antri untuk pemeriksaan paspor. Kan bakal ninggalin Singapura, jadi ya harus melewati kantor imigrasi dulu. Saat kami datang, antriannya udah lumayan panjang banget. Cuma si Una aja yang agak rewel karena cape juga kali ya ikutan antri. Kakak dan abangnya mah asik aja gelesor di lantai.
Di kantor imigrasi Singapura, kartu yang diberikan saat masuk Singapura akan diminta. Jadi pastikan kartu itu ngga hilang ya. Kalau saya nyelipin kartu kedatangan itu di sampul paspor jadi aman. Setelah semua paspor dicap, kami keluar imigrasi lalu turun ke bawah untuk kembali naik bus.
Bus yang kami gunakan tetap Causewaylink. Jadi, harga tiket SGD 3.30 itu udah harga tiket sampai ke terminal Larkin di Johor Baru. Karena busnya emang banyak, jadi antriannya cepet ko. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Johor Baru. Ngga sampai 1 jam, kami tiba di Sultan Iskandar Building. Gedung ini adalah gedung imigrasi yang menjadi perbatasan antara Singapura dan Malaysia. Kalau dari Singapura ke Malaysia lewat jalan darat, pasti akan melewati gedung ini dulu.
Seperti counter imigrasi pada umumnya. Di Sultan Iskandar Building ini, paspor kami diperikasa dan dicap. Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan. Bus yang kami gunakan pun masih bus berwarna kuning. Sekali lagi, tiket busnya jangan sampai hilang ya. Karena di sini, kita akan diminta untuk menunjukkan tiket bus.
Perjalanan dari Sultan Iskandar Building ke terminal Larkin Johor Baru ngga lama ko. Kurang dari 1 jam, kami udah sampai di terminal Larkin Johor Baru. Teriminalnya ngga jauh beda dari terminal yang ada di Indonesia. Lengkap dengan calo-calo tiket yang bertebaran. Malah kalo menurut saya, calo disini lebih agresif deh. Tetap hati-hati aja. Saya aja sejak turun dari bus langsung dipepet sama calo. Mereka sampai nungguin kami shalat dan makan siang. Bener-bener deh. Alhamdulillah ada suami, jadi ngga ngeri-ngeri banget.
Harga tiket dari Johor Baru ke Terminal Bersepadu itu MYR 34. Standar emang segitu. Kalaupun beda paling cuma selisih MYR 1 aja. Saya beli 2 tiket dewasa dan 2 tiket anak. Harga tiket buat anak itu beda walau ngga sampai separuhnya sih, tapi lumayan juga.
Kebetulan kami dapat bus yang ngga terlalu bagus. Beda sama bus yang saya tumpangi sama teman waktu pertama kali ke Malaysia. Bus yang ini agak kotor dan AC nya pun ngga terlalu dingin. Perjalanan normal dari Johor Baru ke Terminal Bersepadu itu sekitar 4 jam. Tapi, karena bus yang kami tumpangi lelet banget, jadi perjalanannya itu hampir 6 jam. Saking lamanya, popok una sampe bocor -___-
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kami sampai juga di Terminal Bersepadu Selatan. Dan, untuk sampai di Kuala Lumpur, kami harus naik kereta. Karena terminal ini adalah terminal terpadu, jadi ada jalur kereta juga yang menghubungkan. Kami naik KLIA Transit dengan tarif cuma MYR 1 aja. Tujuan kami ke stasiun KL Sentral dan nantinya harus nyambung dan pindah jalur untuk sampai di stasiun Masjid Jamek.
Buat yang mau traveling dari Singapura ke Malaysia lewat jalur darat dan bawa balita pula, make sure semua kebutuhan si kecil selama di perjalanan. Anak yang aktif banget, mungkin bakal bete di perjalanan. Karena emang lama banget. Kalau ada budgetnya mending naik pesawat aja kali ya. Tapi ya kalau mau menikmati perjalanan Singapura-Maaysia dengan viewnya yang menarik, ya enak lewat jalur darat. Asalkan semua dipersiapkan, perjalanannya pasti bakal menyenangkan.
Wait the next story ya. Saya akan lanjutin cerita kemana aja kami selama di Malaysia at new blogpost.
waa serunya jalan-jalan sekeluarga..
ReplyDeleteasyik banget mba, smoga aku bisa mengunjugi kedua negara tsb, amiin ^^
ReplyDeletesuika-lovers.com