#TazFamilyTrip Goes to Singapore (Part 1)
Pagi pertama di Singapura. Setelah cukup istirahat, kami bersiap untuk eksplor Singapura. Anak-anak udah paham kalau akan banyak jalan kaki dan ngga boleh rewel. Si kecil Una pun 'berusaha' ngerti walau pada kenyataannya masih suka ngambek. Ya namanya juga anak-anak kan, wajar aja. Jadi kalau memang akan mengajak anak-anak traveling, mental kita as parents harus disiapin juga ya. Jangan sampai cuma gara-gara anak crancky, mood travelingnya jadi berantakan.
Tujuan di hari pertama ini adalah jalan-jalan ke Sentosa. Sebuah destinasi wisata yang terkenal dengan Universal Studio Singapura. Karena belum pernah kesana, saya janjian dengan salah seorang teman yang tinggal di Singapura. Anak-anak manggil temen saya ini, Aunty Ana. Aunty Ana adalah seorang tenaga kerja Indonesia yang sedang kerja di Singapura. Dan kebetulan saat saya meminta untuk ditemani, Aunty Ana sedang libur kerja.
Ketemuan Sama Aunty Ana
Saya dan Aunty Ana janjian di stasiun MRT Paya Lebar. Kalau dari stasiun Al Junied jaraknya cuma satu stasiun aja. Saya sempet amaze banget saat sampai di stasiun Paya Lebar. Karena ada banyak banget orang Indonesia yang ngumpul. Setelah dijelaskan sama Aunty Ana, saya baru tahu kalau di Paya Lebar ini memang salah satu spot ngumpulnya para tenaga kerja Indonesia. Mereka saling ngobrol, ketawa ketiwi, sampe tukeran makanan.
Saat nungguin Aunty Ana, saya sempat ngobrol sama salah seorang TKI. Anak-anak dikasih makan segala trus difoto-foto juga. Katanya sih dia gemes sama anak kecil dan akhirnya dia curhat soal rumah tangganya -___-
Paya Lebar, Salah Satu Tempat Para TKI Berkumpul :) |
Saat nungguin Aunty Ana, saya sempat ngobrol sama salah seorang TKI. Anak-anak dikasih makan segala trus difoto-foto juga. Katanya sih dia gemes sama anak kecil dan akhirnya dia curhat soal rumah tangganya -___-
Setelah ketemuan sama Aunty Ana, kami diajak ke sebuah taman yang ada persis di samping City Plaza. Lokasinya di seberang stasiun MRT Paya Lebar. Kalau hari minggu banyak TKI yang libur kerja dan memanfaatkan waktu untuk ngumpul bareng teman-temannya. Banyak dari mereka yang jualan. Ada makanan khas Indonesia, ada baju, dan masih banyak lagi.
Rame Yang Jualan |
Saya beli pecel dan gorengan, khas Indonesia banget kan. Sambil memandangi aktivitas para TKI di taman yang nampak seru banget. Setelah itu, kami diajak Aunty Ana untuk lihat bagaimana TKI mengirimkan uang ke Indonesia. Wah.... antrinya sampai panjang banget loh. Ada banyak sekali remmitance shop yang berjajar. Dan hampir semuanya dipenuhi oleh para pekerja Indonesia yang ingin mengirimkan uang ke keluarga mereka di Indonesia. Dan Aunty Ana sempat memperlihatkan pada saya bagaimana proses pengiriman uang.
Go To Sentosa
Setelah selesai, kami langsung meluncur ke Sentosa, yeayyy. Kami naik MRT dari stasiun Paya Lebar dan turun di stasiun MRT Serangoon. Lalu, kami pindah jalur ke jalur ungu (North East Line) dan naik kereta lagi menuju stasiun MRT HarbourFront. Stasiun ini ada di bawah Vivo City Mall. Jadi untuk sampai ke gerbang menuju Sentosa, kami harus naik eskalator ke lantai 3. Ngga perlu takut nyasar karena ada petunjuk jalannya ko. Kalau kurang yakin bisa tanya petugas-petugas yang ada disana, yang penting berani nanya aja. Yakin deh ngga bakal kesasar.
Sampai di gerbang, saya pikir bisa masuk dengan pakai STP, ternyata ngga bisa. Jadi, kami harus beli tiket untuk bisa naik Sentosa Express. Harga tiketnya 4 SGD, dan saya hanya beli 4 aja karena Una masih gratis. Sebenarnya kalau mau hemat, kita bisa loh ngga naik Sentosa Express. Kita bisa ke Sentosa Boardwalk yang ada di lantai 1. Jadi, ada jembatan penghubung dari Vivo City ke Sentosa. Kita bisa telusuri jembatan kayu itu sambil melihat pemandangan laut Singapura. Saya ngga tahu berapa panjangnya, tapi yang jelas sih panjang banget. Lumayan bikin cape kalau buat anak-anak.
Sampai di Sentosa, kami langsung ke Universal Studio. Cuma di depan bola USS aja ko karena kami memang ngga ada rencana buat masuk ke USS. Sekadar foto-foto dan main air mancur udah cukup membuat anak-anak senang. Insya Allah, kalau ada rezeki lagi saya bisa ajak anak-anak masuk ke USS. Lagian mereka masih terlalu kecil, ngga puas mainnya. Karena katanya wahana disana lumayan ekstrim juga.
Puas makan, main air dan foto-foto, Aunty Ana mengajak kami keliling. Ternyata selain ada USS, ada The Maritime Experiential Museum. Kami pun cuma numpang foto-foto aja sih, karena anak-anak udah mulai bete karena kepanasan. Saat itu emang lagi panas banget, Una pun sempet ngambek karena gerah.
Karena hari makin siang, dan kami harus ke destinasi selanjutnya, kami pun memutuskan untuk kembali ke Vivo City. Lalu kami keluar mall kemudian menuju sebuah masjid. Gini enaknya jalan sama yang udah paham Singapura, udah pasti ngga nyasar dan bakal dikasih tahu tempat-tempat penting yang wajib dikunjungi saat di Singapura.
Shalat Dzuhur di Masjid Temenggong Daeng Ibrahim
Ada sebuah masjid yang lumayan besar di depan Vivo City. Setelah keluar mall, kita tinggal jalan ke sebelah kanan. Telusuri aja jalannya sampai ketemu lampu merah lalu menyebrang. Dan ketemu deh sebuah masjid yang berdiri kokoh di antara gedung-gedung megah. Dari namanya, udah bisa ditebak ya kalau Masjid ini milik orang melayu. Masjidnya ngga pakai kubah seperti Masjid Sultan. Jadi kalau dilihat dari jauh, ngga seperti masjid.
Suasananya adeeem banget. Setelah panas-panasan di Sentosa, berteduh di masjid ini jadi pilihan yang tepat. Kami shalat dzuhur dulu disini dan istirahat sebelum lanjut jalan lagi. Karena standar air di Singapura adalah air layak minum, jadi di masjid ini pun air di tempat wudhunya bisa diminum. Kami sempat isi botol-botol yang udah kosong. Lumayan ngga perlu beli minum, soalnya di Singapura itu air kemasan mahall bingiitss :p
Jadi, buat yag mau main-main ke Singapura, jangan pernah lupa bawa botol minum sendiri ya. Kayanya 2 SGD (kalau dirupiahin hampir 20 ribuan) untuk sebuah air kemasan itu ko sayang banget. Selagi ada yang gratisan, kenapa ngga ya kan.
Lepass shalat dzuhur, kami masih sempat tidur-tiduran dulu di masjid ini. Lumayan bisa selonjoran dan lemesin kaki yang kaku. Berada di dalam masjid ini, kita mungkin ngga sadar lagi ada di Singapura. Di antara gedung-gedung megah dan mayoritas penduduknya bukan muslim, masjid ini bisa berdiri dengan kokoh. Berada di dalam masjid Temenggong Daeng Ibrahim, mungkin kita akan merasa seperti lagi di Malaysia atau ya negara sendiri. Dimana, masjid dengan mudah bisa kita jumpai.
Sebenarnya, di Singapura ada beberapa masjid yang juga berdiri dengan kokoh. Yang paling famous adalah Masjid Sultan yang ada di kawasan Arab Street. Dan 2 kali ke Singapura, saya baru bisa ke dua masjid aja, Masjid Sultan dan Masjid Temenggong Daeng Ibrahim. Next, semoga bisa mengunjungi semua masjid di Singapura.
Marina, We're Coming
Setelah cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami sebelum ke Merlion Park untuk lihat ikon Singapura itu adalah China Town. Rencana sih mau cari oleh-oleh karena menurut Aunty Ana, di China Town ini lebih murah daripada di tempat lain.
Untuk sampai ke China Town, kami kembali ke stasiun Harbour Front yang ada di Vivo City. Lalu naik MRT menuju stasiun China Town (jalur biru/dowtown line). Sampai di China Town, kami disambut pernak pernik khas China seperti lampion dan semuanya serba merah. Meriah. Ada toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Singapura. Menurut saya, jumlah tokonya ngga sebanyak di Bugis Street. Jadi, ngga terlalu banyak pilihan. Tapi soal harga emang beneran murah. Saya sempet nyesel kenapa ngga beli oleh-oleh di China Town.
Karena ngga banyak pilihan, akhirnya kami memutuskan untuk segera beranjak aja ke Merlion. Kami kembali ke stasiun MRT China Town. Untuk sampai ke Merlion, kami naik MRT menuju stasiun MRT Bugis, setelah itu pindah ke jalur hijau (east west line). Naik MRT lagi dari jalur hijau menuju stasiun MRT Rafless Place.
Sampai di stasiun MRT Rafless Place, kita harus keluar lewat pintu H. Lihat petunjuk jalannya aja ya, jangan segan juga untuk tanya kalau dirasa bingung. Keluar pintu H, kita harus jalan menyusuri sungainya Singapura. Kalau kata Aunty Ana, tempat ini dikenal dengan Clarke Quay. Sambil jalan, kita bisa lihat pemandangan sungai yang bersih. Lalu, kita juga melewati jembatan yang sering dijadikan tempat buat foto-foto.
Saat jalan santai di pinggir sungai, saya lihat ada aunty yang jual es krim. Wah, pas banget. Anak-anak belum kesampaian makan es krim Singapura. Udah dijanjiin sejak di kami tiba di Singapura kalau nanti mereka bisa makan es krim yang enak. Sebenarnya di depan stasiun Al Junied ada sih yang jual es krim, cuma karena saya kurang sreg makanya saya ngga beliin.
Sambil istirahat, anak-anak makan es krim pilihannya mereka. Harga es krimnya 1,2 SGD itu harga es krim kalo pakai roti, kalau pakai cone cuma 1 SGD aja ko. Rasanya juga macem-macem, ada durian, kopi, vanila, stroberi, coklat, dan lain-lain. Anak-anak makan es krim, emaknya makan gorengan yang di beli di China Town, ternyata enak dan halal dong. Berhubung kalo di dalam MRT dan area stasiun MRT itu ngga boleh makan (kalau ketahuan kita bisa didenda) jadi ditahan-tahan ngga dimakan deh gorengannya. Akhirnya malah makan di depan sungai. Nikmat
Setelah puas makan es krim, lanjut jalan lagi. Kita tinggal ikutin jalan di pinggiran sungai ya. Terus nanti akan ketemu dengan jalan raya. Kita nyebrang dan akan ketemu tangga ke bawah. Turun aja dan ikutin tangganya. Dan, ketemu deh sama Merlion. Yeayyy.. sampai juga anak-anak di depan Merlion. Abang, Kaka, dan Una lari-larian pas lihat Merlion. Kalau kemarin mereka cuma bisa lihat merlion di baju dan tas yang saya bawa dari Singapura, sekarang mereka bisa benar-benar lihat langsung. Senangnya.
Pas sampai sana, suasananya udah rame banget. Sampai-sampai kita harus antri nunggu giliran supaya bisa foto dengan background Singapura. Akhirnya dapat dan hasilnya bagus, itupun hasil fotonya Aunty Ana yang emang jago foto :)
Di depan Merlion, anak-anak main air aja. Karena kan dari mulut merlion keluar air, jadi mereka ya main basah-basahan aja pakai air mancur dari mulutnya merlion. Una dan kakaknya udah mulai lelah, tapi saya dan suami selalu cari cara supaya mereka fun lagi. Alhamdulillah mereka ngga crancky alias ngamuk, rewel-rewel dikit mah wajar dan bisa diatasi.
Puas main di Merlion, tujuan kami selanjutnya adalah Marina Bay Sands dan Garden By The Bay. Karena beneran mau jalan-jalan, kami memutuskan untuk jalan kaki ke kebun raksasanya Singapura itu. Kalau dihitung-hitung, jarak dari Merlion ke Marina itu kurang lebih 2 km. Percaya atau ngga, kalau anak-anak kami ternyata mampu jalan kaki sejauh itu. Walau diselingi dengan istirahat, saya amaze banget sama mereka. Padahal bekal kami sudah makin menipis, mereka ngga marah atau ngambek. So proud of you, kiddos : )
Sampai di Marina, kami masuk ke sebuah mall. Tahu kan ikon Singapura selain Merlion? Yup, tiga gedung yang diatasnya ada perahu itu. Gedung itu adalah sebuah hotel yang dibawahnya adalah mall. Untuk sampai ke Garden By The Bay, kami harus masuk dulu ke mall, lalu menuju bagian belakang, naik lift dan jalan melalui jembatan penghubung. Dan, sampai deh. Garden By The Bay ini ciri khasnya adalah The Giant Trees. Dan orang yang berkunjung ke kebun terbesar di Singapura ini ngga akan terlewat buat foto-foto dengan latar belakang pohon raksasa cantik ini. As we did. Rasanya seneng banget akhirnya bisa ke Garden By The Bay setelah tahun lalu ngga kesampaian.
[Insya Allah, kunjungan ke Garden By The Bay akan saya tulis terpisah deh. Karena kayanya tulisan ini udah kepanjangan banget. Takut pada mabok bacanya hahahah ☺]
Berpisah Dengan Aunty Ana
Puas main-main di Garden By The Bay, kami pun memutuskan untuk pulang. Seharian jalan bikin kaki lemes juga ya. Terutama anak-anak yang keliatan banget capenya. Karena Aunty Ana harus kembali juga dan kebetulan berbeda arah, kami pun berpisah di stasiun MRT Bay Front. Letak stasiunnya ada di bawah mall. Kita tinggal jalan ke arah basement dan lihat petunjuk arahnya aja.
Aunty Ana baik banget mau nemenin kami mejelajah sebagian spot di Singapura. Karena aunty Ana lah kami bisa ke beberapa tempat dalam waktu satu hari. Kalau ngga ditemani, bisa jadi kami malah nyasar. Alhamdulillah, diketemukan dengan teman yang awal kenalnya cuma dari facebook.
Puas jalan-jalan seharian ini. Anak-anak juga dapat pengalaman berharga yang mungkin ngga bisa mereka lupakan. Saat mereka besar nanti, setidaknya ada cerita masa kecil yang bisa mereka ceritakan kembali. Kami, orangtuanya mungkin ngga bisa memberikan mereka banyak harta. Tapi pengalaman, sungguh pasti akan menjadi warisan yang nyata. Sampai jumpa lagi di cerita kami selanjutnya ya :)
Wait the next #TazFamilyTrip story yaa :)
Tempat Pengiriman Uang Yang Selalu Ramai Tiap Akhir Pekan |
Go To Sentosa
Setelah selesai, kami langsung meluncur ke Sentosa, yeayyy. Kami naik MRT dari stasiun Paya Lebar dan turun di stasiun MRT Serangoon. Lalu, kami pindah jalur ke jalur ungu (North East Line) dan naik kereta lagi menuju stasiun MRT HarbourFront. Stasiun ini ada di bawah Vivo City Mall. Jadi untuk sampai ke gerbang menuju Sentosa, kami harus naik eskalator ke lantai 3. Ngga perlu takut nyasar karena ada petunjuk jalannya ko. Kalau kurang yakin bisa tanya petugas-petugas yang ada disana, yang penting berani nanya aja. Yakin deh ngga bakal kesasar.
Sampai di gerbang, saya pikir bisa masuk dengan pakai STP, ternyata ngga bisa. Jadi, kami harus beli tiket untuk bisa naik Sentosa Express. Harga tiketnya 4 SGD, dan saya hanya beli 4 aja karena Una masih gratis. Sebenarnya kalau mau hemat, kita bisa loh ngga naik Sentosa Express. Kita bisa ke Sentosa Boardwalk yang ada di lantai 1. Jadi, ada jembatan penghubung dari Vivo City ke Sentosa. Kita bisa telusuri jembatan kayu itu sambil melihat pemandangan laut Singapura. Saya ngga tahu berapa panjangnya, tapi yang jelas sih panjang banget. Lumayan bikin cape kalau buat anak-anak.
Sampai di Sentosa, kami langsung ke Universal Studio. Cuma di depan bola USS aja ko karena kami memang ngga ada rencana buat masuk ke USS. Sekadar foto-foto dan main air mancur udah cukup membuat anak-anak senang. Insya Allah, kalau ada rezeki lagi saya bisa ajak anak-anak masuk ke USS. Lagian mereka masih terlalu kecil, ngga puas mainnya. Karena katanya wahana disana lumayan ekstrim juga.
Ada yang Gangguin Kita Foto :( |
Puas makan, main air dan foto-foto, Aunty Ana mengajak kami keliling. Ternyata selain ada USS, ada The Maritime Experiential Museum. Kami pun cuma numpang foto-foto aja sih, karena anak-anak udah mulai bete karena kepanasan. Saat itu emang lagi panas banget, Una pun sempet ngambek karena gerah.
Karena hari makin siang, dan kami harus ke destinasi selanjutnya, kami pun memutuskan untuk kembali ke Vivo City. Lalu kami keluar mall kemudian menuju sebuah masjid. Gini enaknya jalan sama yang udah paham Singapura, udah pasti ngga nyasar dan bakal dikasih tahu tempat-tempat penting yang wajib dikunjungi saat di Singapura.
Shalat Dzuhur di Masjid Temenggong Daeng Ibrahim
Ada sebuah masjid yang lumayan besar di depan Vivo City. Setelah keluar mall, kita tinggal jalan ke sebelah kanan. Telusuri aja jalannya sampai ketemu lampu merah lalu menyebrang. Dan ketemu deh sebuah masjid yang berdiri kokoh di antara gedung-gedung megah. Dari namanya, udah bisa ditebak ya kalau Masjid ini milik orang melayu. Masjidnya ngga pakai kubah seperti Masjid Sultan. Jadi kalau dilihat dari jauh, ngga seperti masjid.
Suasananya adeeem banget. Setelah panas-panasan di Sentosa, berteduh di masjid ini jadi pilihan yang tepat. Kami shalat dzuhur dulu disini dan istirahat sebelum lanjut jalan lagi. Karena standar air di Singapura adalah air layak minum, jadi di masjid ini pun air di tempat wudhunya bisa diminum. Kami sempat isi botol-botol yang udah kosong. Lumayan ngga perlu beli minum, soalnya di Singapura itu air kemasan mahall bingiitss :p
Jadi, buat yag mau main-main ke Singapura, jangan pernah lupa bawa botol minum sendiri ya. Kayanya 2 SGD (kalau dirupiahin hampir 20 ribuan) untuk sebuah air kemasan itu ko sayang banget. Selagi ada yang gratisan, kenapa ngga ya kan.
Lepass shalat dzuhur, kami masih sempat tidur-tiduran dulu di masjid ini. Lumayan bisa selonjoran dan lemesin kaki yang kaku. Berada di dalam masjid ini, kita mungkin ngga sadar lagi ada di Singapura. Di antara gedung-gedung megah dan mayoritas penduduknya bukan muslim, masjid ini bisa berdiri dengan kokoh. Berada di dalam masjid Temenggong Daeng Ibrahim, mungkin kita akan merasa seperti lagi di Malaysia atau ya negara sendiri. Dimana, masjid dengan mudah bisa kita jumpai.
Sebenarnya, di Singapura ada beberapa masjid yang juga berdiri dengan kokoh. Yang paling famous adalah Masjid Sultan yang ada di kawasan Arab Street. Dan 2 kali ke Singapura, saya baru bisa ke dua masjid aja, Masjid Sultan dan Masjid Temenggong Daeng Ibrahim. Next, semoga bisa mengunjungi semua masjid di Singapura.
Marina, We're Coming
Setelah cukup istirahat, kami melanjutkan perjalanan. Tujuan kami sebelum ke Merlion Park untuk lihat ikon Singapura itu adalah China Town. Rencana sih mau cari oleh-oleh karena menurut Aunty Ana, di China Town ini lebih murah daripada di tempat lain.
Untuk sampai ke China Town, kami kembali ke stasiun Harbour Front yang ada di Vivo City. Lalu naik MRT menuju stasiun China Town (jalur biru/dowtown line). Sampai di China Town, kami disambut pernak pernik khas China seperti lampion dan semuanya serba merah. Meriah. Ada toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Singapura. Menurut saya, jumlah tokonya ngga sebanyak di Bugis Street. Jadi, ngga terlalu banyak pilihan. Tapi soal harga emang beneran murah. Saya sempet nyesel kenapa ngga beli oleh-oleh di China Town.
Karena ngga banyak pilihan, akhirnya kami memutuskan untuk segera beranjak aja ke Merlion. Kami kembali ke stasiun MRT China Town. Untuk sampai ke Merlion, kami naik MRT menuju stasiun MRT Bugis, setelah itu pindah ke jalur hijau (east west line). Naik MRT lagi dari jalur hijau menuju stasiun MRT Rafless Place.
Sampai di stasiun MRT Rafless Place, kita harus keluar lewat pintu H. Lihat petunjuk jalannya aja ya, jangan segan juga untuk tanya kalau dirasa bingung. Keluar pintu H, kita harus jalan menyusuri sungainya Singapura. Kalau kata Aunty Ana, tempat ini dikenal dengan Clarke Quay. Sambil jalan, kita bisa lihat pemandangan sungai yang bersih. Lalu, kita juga melewati jembatan yang sering dijadikan tempat buat foto-foto.
Saat jalan santai di pinggir sungai, saya lihat ada aunty yang jual es krim. Wah, pas banget. Anak-anak belum kesampaian makan es krim Singapura. Udah dijanjiin sejak di kami tiba di Singapura kalau nanti mereka bisa makan es krim yang enak. Sebenarnya di depan stasiun Al Junied ada sih yang jual es krim, cuma karena saya kurang sreg makanya saya ngga beliin.
Istirahat Sambil Makan Es Krim di Depan Sungai :) |
Gorengan Halal di Singapura :) |
Pas sampai sana, suasananya udah rame banget. Sampai-sampai kita harus antri nunggu giliran supaya bisa foto dengan background Singapura. Akhirnya dapat dan hasilnya bagus, itupun hasil fotonya Aunty Ana yang emang jago foto :)
Mandatory Family Pict :) |
Di depan Merlion, anak-anak main air aja. Karena kan dari mulut merlion keluar air, jadi mereka ya main basah-basahan aja pakai air mancur dari mulutnya merlion. Una dan kakaknya udah mulai lelah, tapi saya dan suami selalu cari cara supaya mereka fun lagi. Alhamdulillah mereka ngga crancky alias ngamuk, rewel-rewel dikit mah wajar dan bisa diatasi.
Puas main di Merlion, tujuan kami selanjutnya adalah Marina Bay Sands dan Garden By The Bay. Karena beneran mau jalan-jalan, kami memutuskan untuk jalan kaki ke kebun raksasanya Singapura itu. Kalau dihitung-hitung, jarak dari Merlion ke Marina itu kurang lebih 2 km. Percaya atau ngga, kalau anak-anak kami ternyata mampu jalan kaki sejauh itu. Walau diselingi dengan istirahat, saya amaze banget sama mereka. Padahal bekal kami sudah makin menipis, mereka ngga marah atau ngambek. So proud of you, kiddos : )
Sampai di Marina, kami masuk ke sebuah mall. Tahu kan ikon Singapura selain Merlion? Yup, tiga gedung yang diatasnya ada perahu itu. Gedung itu adalah sebuah hotel yang dibawahnya adalah mall. Untuk sampai ke Garden By The Bay, kami harus masuk dulu ke mall, lalu menuju bagian belakang, naik lift dan jalan melalui jembatan penghubung. Dan, sampai deh. Garden By The Bay ini ciri khasnya adalah The Giant Trees. Dan orang yang berkunjung ke kebun terbesar di Singapura ini ngga akan terlewat buat foto-foto dengan latar belakang pohon raksasa cantik ini. As we did. Rasanya seneng banget akhirnya bisa ke Garden By The Bay setelah tahun lalu ngga kesampaian.
[Insya Allah, kunjungan ke Garden By The Bay akan saya tulis terpisah deh. Karena kayanya tulisan ini udah kepanjangan banget. Takut pada mabok bacanya hahahah ☺]
Berpisah Dengan Aunty Ana
Puas main-main di Garden By The Bay, kami pun memutuskan untuk pulang. Seharian jalan bikin kaki lemes juga ya. Terutama anak-anak yang keliatan banget capenya. Karena Aunty Ana harus kembali juga dan kebetulan berbeda arah, kami pun berpisah di stasiun MRT Bay Front. Letak stasiunnya ada di bawah mall. Kita tinggal jalan ke arah basement dan lihat petunjuk arahnya aja.
Aunty Ana baik banget mau nemenin kami mejelajah sebagian spot di Singapura. Karena aunty Ana lah kami bisa ke beberapa tempat dalam waktu satu hari. Kalau ngga ditemani, bisa jadi kami malah nyasar. Alhamdulillah, diketemukan dengan teman yang awal kenalnya cuma dari facebook.
Puas jalan-jalan seharian ini. Anak-anak juga dapat pengalaman berharga yang mungkin ngga bisa mereka lupakan. Saat mereka besar nanti, setidaknya ada cerita masa kecil yang bisa mereka ceritakan kembali. Kami, orangtuanya mungkin ngga bisa memberikan mereka banyak harta. Tapi pengalaman, sungguh pasti akan menjadi warisan yang nyata. Sampai jumpa lagi di cerita kami selanjutnya ya :)
Thanks Aunty, See You at Singapore (again) :) |
Wait the next #TazFamilyTrip story yaa :)
Aih...semoga perjalanan kemarin mrmbawa kenangan tersendiri buat Mbak Suci dan keluarga ya ��
ReplyDeleteLove,Aunty Ana ��
Unforgetable pastinya Aunty. Terutama bagi The Tazakka :) Semoga next time kita bisa menjelajah spot yang belum kita eksplor yaa.. tapi, temenin sama Aunty Ana lagi yaa :)
DeleteSingapura memang tempat berwisata yang cocok buat bawa anak-anak ya mba, fasilitasnya lengkap dan petunjuk jalannya relatif jelas :)
ReplyDeleteIya, ramah anak dan stroller hahahha. Soalnya berat kalau harus gendong-gendong si una :) dan ngga pernah bosen deh ke Singapura :)
Delete